
Barangkali ada yang belum tahu siapakah Rhenald Kasali? Simak profilnya berikut ini :
Rhenald
Kasali(lahir di Jakarta, 13 Agustus 1960; umur 49 tahun) adalah
akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia. Ia juga merupakan guru
besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rhenald Kasali dikukuhkan sebagai guru besar pada 4 Juli 2009.
Karier dan KehidupanRhenald
Kasali adalah dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Ketua
Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi universitas
tersebut. Selain bergerak sebagai akademisi, pria bergelar Ph. D. dari
University of Illinois ini juga produktif menulis. Buku-buku yang
ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi oleh
banyak mahasiswa.
Berikut beberapa buku yang telah Rhenald tulis .* Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning, Gramedia Pustaka Utama (1998)
* Sukses Melakukan Presentasi, Penerbit Gramedia (2000)
* Myelin: Mobilisasi intengibles sebagai kekuatan perubahan, Gramedia Pustaka Utama (2010)
* Wiausaha Muda Mandiri, Gramedia Pustaka Utama (2010)
Selain
mengajar di Universitas Indonesia, ia juga menjadi dosen terbang di
Program Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Universitas
Tanjung Pura, Universitas Udayana, dan Universitas Lampung.
PenghargaanAtas kerja kerasnya, Rhenald mendapatkan beberap penghargaan sebagai berikut.
* Mendapat Piagam Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden Republik Indonesia , Piagam No. 112451/4-22/2004
*
Mendapat Penghargaan "KREATIVITAS" di bidang Pendidikan dari Yayasan
Pengembangan Kreativitas, Yayasan Pengembangan Kreatifitas , Surat No.
46/SK-YPK/IV/2005
* Mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor
Universitas Indonesia sebagai Penulis Buku , UI , Piagam Penghargan
Rektor UI tgl. 9 Mei 2005
* Alice & Charlote Biester Award (1995)
* Dosen Terbaik, FEUI (2003)
Guru BesarPada
4 Juli 2009, Rhenald dinobatkan menjadi guru besar Ilmu Manajemen di
Universtas Indonesia. Saat pengukuhannya sebagai guru besar, Rhenald
membawakan orasi ilmiah berjudul "Keluar dari Krisis: Membangun Kekuatan
Baru Melalui Core Belief dan Tata Nilai".
PemikiranBagi
Rhenald, bisnis adalah perihal membuat sesuatu menjadi hal yang luar
biasa, itulah bisnis. Dalam pengembangkan bisnis, ia menegaskan bahwa
pola pikir kewirausahaan (entrepreneurship) diperlukan, bukannya
keberuntungan (luck). Rhenald mengatakan bahwa kewirausahaan bukanlah
ada sendiri, tetap harus diciptakan.
Baginya, keberuntungan
sebenarnya adalah ketika kesempatan bertemu dengan persiapan. Artinya,
keberuntungan sendiri tampaknya mempunyai sifat yang sama dengan
kewirausahaan yang pada dasarnya “diciptakan”. Keberuntungan tidak akan
datang dengan sendirinya. Keberuntungan ada karena ada usaha sebelumnya.
Dari sinilah dapat dipahami betapa pentingnya latihan yang terus
menerus dan pantang menyerah oleh mereka yang ingin terjun dalam dunia
bisnis.
Akan tetapi, seorang wirausahawan (entrepreneur) harus
melakukan reinvestasi.[rujukan?] Baginya, tujuan orang berwirausaha
bukan untuk menjadi kaya, karena kaya hanyalah akibat. Rhenadl
menyatakan bahwa seorang wirausahawan yang hanya menjadikan kekayaan
sebagai tujuan utama dalam berwirausaha adalah bentuk pengkhiatan
terhadap kewirausahaan.
Dalam buku terbarunya, Myelin: Mobilisasi
Intengibles sebagai Kekuatan Perubahan (Gramedia Pustaka Utama, 2010).
Rhenald menyatakan bahwa myelin (muscle memory) sebagai faktor penting
untuk menjembatani gagasan yang dihasilkan "brain memory" bisa sampai di
tujuan dengan "mengendarai" myelin yang terlatih. Artinya, tidak ada
keraguan atas kecerdasan sumber daya manusia Indonesia. Sebagai contoh,
sudah banyak anak-anak Indonesia yang memenangi olimpiade fisika atau
matematika dunia. Namun, Rhenald menegaskan bahwa pengetahuan saja
tidaklah cukup untuk meraih kesuksesan. Kunci kesuksesan adalah terus
berlatih. Semakin sering berlatih maka jaminan untuk sukses semakin
nyata.
Dengan penampilan yang rapi dan badan yang besar,
serta prestasi yang sudah Anda baca tadi, sangat tidak bisa dipercaya
kan kalau pak Rhenald dulunya miskin? Bagaimana kisah masa lalunya? Ini
dia..
Cobaan berupa kekurangmampuan materi mulai saat ayahnya
kena PHK dari pelayaran. Kurangnya skill ditambah sempitnya lapangan
pekerjaan saat itu membuat sang ayah tidak punya penghasilan tetap dan
cukup. Ibunya sejak awal tidak bekerja. Jadilah Rhenald kecil hidup
nelangsa. Makan pake nasi garam. Masuk sekolah pakai sepatu yang dibeli
dari pasar loakan, kalau untuk berlari kalau engga kakinya kena paku
(karena sepatu tambal-tambalan) ya bagian alas sepatunya membuka. Baju
seragam pun hanya punya satu, ibunya setiap hari mencucinya lalu
dikeringkan di dekat lampu. Lampu bisa dibilang ‘tanda kehidupan’
keluarganya waktu itu. Kalau lampu mati, pasti sedang tidak ada makanan
dan untunglah ada tetangga yang iba sehingga memberi nasi sekedarnya.
Di
sekolah (kelas 5 SD), Rhenald pernah sekali tinggal kelas. Saat ditanya
bung Andy apa mata pelajaran yang membuat ga lulus, ternyata: bahasa
Indonesia! Rhenald kecil tak bisa menjawab lawan kata seperti
seharusnya. Ia punya alasan lucu. Begini, kalau ditanya lawan kata
‘kenyang’ ya ‘belum kenyang’, lawan kata ‘cinta’ ya ‘tidak cinta’.. kan
kalau orang ditanya ‘apakah kamu cinta?’ dan hati mengatakan tidak,
pasti jawabnya bukan ‘aku benci kamu’ melainkan ‘aku tidak cinta kamu’.
Ada ada saja..
Berlanjut ke masa menjelang kuliah. Kenapa beliau
memilih ekonomi padahal dari jurusan IPA? Alasannya,karena IPA biaya
lebih mahal, ia hanya punya 10ribu untuk beli formulir . Singkat kata,
ia diterima di ekonomi UI. Kekurangan biaya ditutupnya dengan memberi
les ke anak SD. Mengajar apa? Ya, bukan bahasa Indonesia, melainkan
matematika. Buku semuanya ia pinjam teman atau kakak kelas.
Terus
tahun kedua dapat beasiswa. Saat ditanya apakah paling pintar atau
indeks prestasinya gimana, ternyata Pak Rhenald mengatakan IPKnya 2,49.
Bung Andy pun sedikit menyindir yang disambut tawa penonton, IPK segitu
aja koq dapat beasiswa ya? Pak Rhenald pun tertawa, nasib baik. Setelah
lulus dan mengajar (dosen), ia lama-lama ‘ditinggalkan’ karena promosi
dsb mengutamakan yang lulusannya lebih tinggi. Akhirnya ia pun bertekad
harus bisa sekolah di luar negeri.
Berbagai percobaan gagal,
akhirnya dapat juga beasiswa, tapi hanya internship 3 bulan, bukan biaya
untuk sekolah. Di saat teman-temannya bisa melanjutkan S2, ia harus
pulang karena tidak ada sponsor sekolah. Pada akhirnya ia memberanikan
diri untuk menemui bagian yang biasa menyeleksi, mengatakan semuanya
sejujurnya, dan ‘minta tolong’ diberi surat tanda diterima dan ia pun
bakal pulang untuk mencari sponsor (dengan mengantongi surat diterima,
mungkin jadi lebih dipercaya kali ya). Well, pada akhirnya pak Rhenald
dapat sponsor juga, usaha keras yang membuat beliau bisa sekolah S2 dan
S3 di Illinouis, dan jadilah seperti sekarang.
Hal yang paling
menggugah dari Pak Rhenald: "Seburuk apapun kondisinya, berusalah
menghadapi!". Cara ampuh yang bisa dilakukan dengan frekuensi interaksi
intens yang dimulai dengan datang bersama senyuman. Banyak bantuan dan
keberuntungan dari sana!